Saturday 7 January 2012

Pinsip pencernaan ruminansia, patofisiologi,dan pendekatan diagnostik penyakit gastrointestinal.

 Penyakit pada sisten digesti merupakan penyakit yang sering ditemukan pada hewan besar, baik ruminansia atupun pada kuda. Perbedaan prinsip sistem digesti pada ruminansia dan kuda ada beberapa perbedaan walaupun pada fisiologi sistem pencernaan ruminansia dan kuda sama.
Ada beberapa keterkaitan antara penyakit-penyakit sistem digesti dengan penyakit pada sistem lain,contohnya retikuloperitonitis traumatika yang berkaitan dengan penyakit sistem sirkulasi,fatty liver disease yang berkaitan dengan penyakit hepar. Begitu juga abses hepar,laminitis dan lain-lain.




Pinsip pencernaan ruminansia, patofisiologi,dan pendekatan diagnostik penyakit gastrointestinal.
Pada prinsip pencernaan ruminansia, pakan,air dan saliva akan masuk kedalam retikulorumen melalaui esophagus sedangkan benda yang termasuk besar dan berat contohnya biji-bijian masuk kedalam retikulum sedangkan yang lebih ringan seperti rumput masuk kedalam rumen, yang selanjutnya bahan-bahan tersebut dicampur dan mengalami fermentasi serta menghasilkan gas.
Ruminansia dewasa memproduksi saliva 100-150 lter sehari. selain digunakan sebagai lubrikan, digunakan juga sebagai bahan fermentasi dan merupakan buffer alkali yang kaya akan bikarbonat. pH rumen normal adalah 7 yang dipertahankan normal agar mikoba rumen dapat hidup dengan baik untuk dapat melakukan fermentasi yang diperlukan.
Volatile Fatty Acids(VFA's) merupakan produk utama hasil fermentasi dalam rumen yang merupakan 70% sumber energi.
Ada 3 VFA penting yaitu:

  1. asam asetat,digunakan sedikit dalam hepar dan dioksida umumnya didalam tubuh untuk membentuk ATP selain itu merupakan bahan utama asetil KoA dalam sintesis lemak
  2. Asam propinoat sebagian besar dimetabolisme dihepar. Propinoat merupakan substrat utama untuk glukoneoenesis, yang ini sangat penting dimana glukosa hampir tidak ada yang mencapai usus dan diabsorbsi di intestinal
Asam butirat yang keluar dari rumen sebagai benda keton β-hidroksi butirat yang dioksida dijaringan sebagai sumber energi.


Kecepatan aliran bahan-bahan yang solid dalam rumen sangat lama dan bergantung pada ukuran dan densitasnya. Air mengalir sangat cepat dalam rumen dan bersifat pencuci partikel-partikel kecil. Adanya proses fermentasi, bahan pakan akan dipecah menjadi ukuran lebih kecil dari mikroba. Lalu bahan yang lebih kecil dan padat tersebut dikirim ke retikulum dan sakus kranial rumen, selanjutnya didorong bersama mikroba ke dalam omasum melalui orifisium retikulo-omasal.


Omasum berfungsi mengabsorbsi residu VFA's dan bikarbonat. cairan akan melewati omasum namun bahan yang lebih padat akan tertahan masuk beberapa saat dalam omasum.
Kontraksi periodik omasum akan merontokkan bahan-bahan yang masih menempel dalam lembaran di omasum dan masuk dalam abomasum.




Abomasum merupakan lambung kelenjar yang mirip dengan lambung monogastrik. abomasum juga berfungsi memproduksi lyzosim yang berguna untuk melisis dinding bakteri mikroba.






Proses diatas terjadi pada ruminansia dewasa. pada bulan pertama setelah lahir,lambung ruminansia masih bersifat monogastrik. Lambung depan sudah terbentuk namun belum berkembang dan berfungsi. jika susu masuk kedalam rumen, maka tidak difermentasikan. Untuk menanganinya pada ruminansia muda, menghisap susu akan menimbulkan refleks menutup muskulus di daerah retikulum sehingga berbentuk sulkus atau saluran (esophageal groove) sehingga susu yang dihisap langsung masuk dari esophagus ke dalam omasum selanjutnya akan didigesti secara enzimatis dengan produksinya rennin.


semoga ilmunya bisa membantu teman-teman sekalian....





















No comments:

Post a Comment