Sunday 15 January 2012

Landak

Manusia sama saja dengan binatang selalu perlu makan, namun caranya berbeda dalam memperoleh makanan.
bedanya manusia punya hati nurani sedangkan binatang tidak, namun ada saja manusia yang tidak punya hati nurani. Pada mahluk lain ciptaan Tuhan saja manusia melakukan tindak semena-mena apalagi terhadap sesamanya manusia.
Tetapi yang saya maksud adalah bagaimana manusia bertindak tehadap alam dan mahluk lain ciptaan Tuhan.
Contohnya saja pada saat itu saya nonton acara di tv nah disitu membicarakan tentang sate landak,jelas-jelas tu pembicaranya bilang bahwa landak ini adalah salah satu hewan dilindungi!
nah gimana ceritanya kalo seperti itu??
jadi ada orang yang punya perkebunan salak yang buah salaknya itu sering dimakan landak jadi oleh si pemilik landak-landak tersebut ditangkapi dan sengaja dipancing. Nah ternyata saking kreatifnya landak tersebut di kuliti di ambil daging dan dibuat sate dan olahan makan lainnya.
jika saja landak-landak itu ditangkap sebagian di pelihara untuk diternakkan dan sebagian dikonsumsi menurut saya itu sebuah solusi.Lalu sekarang apa solusi seperti itu dipakai?? bagaimana jika landak ini punah?apa yang bisa dilihat nanti bagi anak cucu kita?hanya melihat gambar tanpa tau hewan ini?


Enak nih satenya enak juga dampaknya
''I strongly condemn sentient beings who treat other more arbitrary fat''
tidak hanya landak masih banyak lagi hewan yang dikonsumsi diperjual belikan sebagai kuliner ekstrim seperti cobra, monyet , biawak, dll.
mungkin ide saya diatas tadi bisa dilakukan sebagai cara melindungi hewan supaya tidak punah dan yang sudah melakukan cara tersebut dalam perdagangan saya sangat salut! penangkaran menghindari kepunahannya.

Sunday 8 January 2012

TARSIPEDIDAE

            Posum Madu, famili Tarsipedidae dari marsupialia. Hanya terdapat satu spesies, yakni posum madu, oposum ( Tarsipes spencerae) dari Australia Barat.


            Satwa sebesar tikus ini, yang tidak diketahui siapa kerabatnya atau siapa nenek moyangnya, memiliki tiga garis gelap yang melajur sepanjang punggungnya, dan mulut yang berbentuk tabung (pembuluh) dengan lidah yang dilengkapi ujung serupa sikat. Posum madu merupakan pemakan madu dan serbuk sari yang mengalami kekhususan yang sangat tinggi derajatnya.

Asal-usul mamalia


Asal-usul mamalia
Mamalia berkembang lambat-laun dari reptilian, tetapi Synapsida (paramammalia) , kelompok reptilian yang merupakan nenek moyang mamalia, seluruhnya sudah punah dan sejak awal sudah memisahkan diri dari cabang silsilah reptilia. Baik Synapsida maupun Diapsida (reptilian sejati) muncul bersamaan pada akhir Zaman Karbon. Jelaslah bahwa (kecuali yang menyangkut pemilikan bersama telur amniotik,yakni telur  dengan selaput janin) baik reptilian sejati maupun reptilia yang mirip mamalia sama-sama berasal dari amfibia, walaupun secara sendiri-sendiri. Synapsida berbeda dengan reptilia lain , karena hanya memiliki satu lubang dalam tulang-tulang penutup tengkorak, yang disebut ‘jendela pelipis’ , sehingga otot-otot rahang menggembung kalau berkontraksi. Reptilia lain memiliki jenis lubang lain atau sama sekali tidak memilikinya. Synapsida dalam gelang bahu memiliki juga unsur-unsur korakoid (tulang yang kecil dan tajam , berbentuk paruh gagak , memanjang dari tulang belikat ke arah tulang dada) depan dan belakang , dan bukan hanya satu korakoid tunggal seperti pada reptil lain. Perbedaan ini nampaknya tidak berarti, tetapi justru sangat penting untuk pola mamalia :dengan pengunduran diri lambat-laun tulang-tulang dermal tengkorak , makalubang pada Synapsida menjadi fossa atau lekuk temporalis pada mamalia.
Synapsida yang paling awal , ialah Pelycosauria, ditemukan di Texas Red Beds dan pada endapan-endapan di Eropa , berasal dari zaman karbon muda sampai zaman Perm Tengah . Hewan-hewan ini hanya memiliki jendela pelipis kecil. Rahang berengsel dibelakang tengkorak. Tidak ada gigi taring bawah tetapi hanya ada dua gigi taring atas yang panjang berbentuk belati. Jalannya tergoyang-goyang dan rumus untuk jari kaki (jumlah ruas dalam masing-masing jari) ialah 2-3-4-5-3, rumus yang berlaku bagi reptilia . Rumus khas pada mamalia ialah 2-3-3-3-3. Dengan demikian Synapsida ini belum banyak memperlihatkan pengembangan ciri-ciri mamalia , kecuali pada awal heterodontia.
Ordo Synapsida lain ialah Therapsida berkembang langsung dari Pelycosauria di zaman Perm Tengah . Sisa-sisanya banyak terdapat pada lapisan-lapisan Karroo di Afrika Selatan sampai ke zaman Trias Tua. Daerah penyebarannya lambat-laun meluas . Banyak endapan di Uni Soviet kini diketahui mengandung Therapsida . Therapsida terbagi lagi dalam tiga subordo , ialah Phthinosuchia dari zaman Perm Tengah , dan dua yang berkembang, yaitu Theriodonta dan Anomodontia . Perkembangan Phthinosuchia jauh lebih tinggi dari Pelycosauria . Phthincosauria memiliki jendela pelipis besar dan gigi taring , baik dirahang atas maupun dibagian bawah . Kedua subordo yang berasal dari ordo ini memperlihatkan sejumlah persamaan dengan ciri seperti otak yang lebih besar , langit-langit yang keras dan Heterodontia . Juga kehilangan beberapa tulang 'berlebih' seperti tulang ubun-ubun depan (prepartial) dan dahi belakang (prosfrontal). Tetapi pendapat umum berlaku ialah bahwa dalam silsilah vertebrata, hanya Therodontia saja yang tersangkut. Ini adalah kelompok karnivora. Anomodontia sebagian besar menjadi herbivora. (W.Van Hoeve)

Saturday 7 January 2012

Mamalia beserta Ciri-ciri mamalia

MAMALIA (Mammalia = hewan menyusui), suatu kelas Vertebrata (hewan bertulang belakang) mempunyai ciri-ciri terdapat bulu di badan dan adanya kelenjar susu pada betina. Diperkirakan ada 4.000 spesies mamalia yang masih hidup,dibanding dengan spesies reptilia sekitar 6.000 spesies, terutama kadal dan ular, 8.000 spesies aves dan 20.000 spesies actinopterygii(ikan bertulang). Jumlah ini bahkan kecil dibandingkan dengan sedikitnya 750.000 spesies insekta, pada berbagai kelompok Arthropoda seperti juga kelompok hewan-hewan lain tidak bertulang belakang. Jumlahnya antara 5-10 kali lebih banyak dari pada mamalia.


Mamalia memperoleh tempat penting dalam ekologi daerah yang dihuni. disamping itu salah satu spesies yang muncul terakhir dari kelas ini yakni manusia telah mengubah lin kungan dibumi secara total sehingga masa kini disebut periode mamalia.
Mamalia terdiri dari Monotremata (hewan berkloaka atau mamalia pertelur). Marsupialia (hewan berkantung atau hewan dengan kantung tempat anaknya tinggal beberapa waktu sesudah lahir) dan mamalia plasental disebut juga mamalia Placentalia (hewan yang memberikan makan pada janin melalui plasenta sejati).


Ciri-ciri Mamalia.


  1. Kelenjar susu. Betina mempunyai kelenjar kulit dibawah tubuh (di dada, perut atau bahkan ketiak) , yang mengeluarkan susu setelah melahirkan. Kelenjar susu menyaerupai kelenjar keringat dan mungkin berasal dari kelenjar keringat tersebut. Pada hewan marsupialia dan hewan plasental, kelenjar susu memiliki puting. Susu didapat menghisap puting tersebut. Monotremata tidak memiliki puting, tetapi pada waktu menyusui anak , induk telentang  sehingga susu mengalir karena tekanan abdomen dengan rangsangan anak. Produksi susu (laktasi) diatur hormon yang keluar pada saat hamil. jantan hanya memiliki kelenjar susu yang sudah menyusut.
  2. Bulu . semua mamalia memiliki bulu sedikitnya dalam satu fase siklus hidup. Pada ikan paus hanya terdapat beberapa helai bulu pada tenggorokannya yang kemudian hilang setelah dewasa. Setiap bulu merupakan kepanjangan serat seluler yang berisi udara. Kantung-kantung bulu terletak miring sehingga bulu terletak pada arah tertentu. Kantung bulu dilengkapi dengan palit yang mengeluarkan zat semacam minyak (sebum) , yang menyebabkan bulu mengkilap. Bulu ada beberapa tipenya seperti bulu bawah yang tebal, bulu penutup yang lebih jarang, lebih kasar atau tajam menutup, bulu halus. Bulu bisa dibuat berdiri karena otot dalam kulit. ada juga bulu yang tidak dapat digerakkan menurut fungsinya sebagai alat peraba pengatur suhu.
  3. Homoiothermia atau hewan 'berdarah panas' . pada reptil dan vertebrata yang lebih rendah. suhu tubuh menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Pada mamalia suhu tubuh ini dipertahankan pada suatu tingkat yang agak tetap. Biasanya sekitar 36° C, sehingga kebanyakan mamalia secara teoretis sanggup melakukan aktivitas, walaupun pada suhunlingkungan yang cukup rendah. Dalam udara dingin bulu berdiri, dan dengan demikian tebal lapisan isolasi menjadi lebih besar. Diudara panas , maka panas yang berlebihan disalurkan keluar melalui kelenjar keringat yang merupakan ciri khas mamalia. Kelenjar keringat ini adalah kelenjar kulit yang tidak berhubungan dengan kantong bulu. Adanya suhu tubuh yang tinggi secara terus-menerus memungkinkan hewan bersangkutan memanfaatkan lingkungan yang dingin bahkan lingkungan kutub dan memperlihatkan aktivitas tanpa bergantung pada suhu luar.
  4. Jantung empat bilik. semua mamalia memiliki dua bilik dan dua serambi. Dengan demikian maka kedua peredaran darah yakni ketubuh dan paru-paru terpiasah sama sekali. Pada Monotremata katup kanan antara serambi dan bilik sifatnya berdaging dan tidak lengkap, hingga sekalipun peredaran darah terpisah seperti pada semua mamalia , peredaran darah paru-paru rupanya kurang efektif. Peredaran darah ganda ditinjau dari segi pertukaran zat sangat efektif , sehingga membantu Homoiothermia.
  5. Lengkung aorta kanan lenyap. Vertebrata yang bertaraf lebih rendah memiliki aorta ganda. Pada mamalia, darah dari sebelah kanan jantung mengalir ke paru-paru untuk mengambil zat asal; karena itu aorta kanan           menghilang. tetapi pada buaya dan burung terjadi sebaliknya aorta kiri menghilang.
  6. Eritrosit tanpa inti dan bikonkaf. Sel darah merah (eritrosit) sudah dalam tahap dini perkembangannya kehilangan intinya, hingga memperkuat kemampuannya untuk mengangkut zat asam. ini adalah suatu cara lagi untuk mempertahankan suatu tingkat aktivitas yang tinggi.
  7. Otak besar. tidak semua mamalia memiliki otak yang besar pada primata memiliki otak yang memiliki perkembangan yang baik, terutama neopallium. ini memberikan intelektual yang beragam.
  8. Ruas tulang belakang leher tujuh. Pada mamalia jumlah ini sydah tetap. hanya pada kukang dan ikan duyung keadaanya lain.
  9. Rongga dada sudah berspesialisasi. Pada mamalia tulang iga terbatas pada hanya sebagian tulang belakang. iga pinggang menghilang dan ada iga lain yang muncul dan berhubungan dengan ruas tulang belakang. Disebelah depan kebanyakan iga berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan. Tulang dada ini tebal dan pipih dan sedikitnya mempunyai fungsi pelindung. Rongga dada sisi belakang dibatasi oleh suatu sekat otot yakni diafragma.
  10. Tonjolan ganda dibelakang kepala. pada reptil hanya ada satu tonjolan yang bulat dan licin. Pada mamalia tonjolan ada dua seperti amfibia. Vertebra leher  pertama (Atlas) berbentuk cincin dan tidak mdmpunyai badan (centrum) sedang yang kedua (epistropheus) mempunyai tonjolan berbentuk gigi, tempat atlas berputar. Dengan adanta dua tonjolan sendi maka stabilitas kepala ditingkatkan, tetapi kemampuan menggerakkan kepala berkurang.
  11. Rahang bawah. Dibentuk oleh satu tulang tunggal. dalam sebuah perjalanan evolusi tulang-tulang rahang bawah kehilangan fungsinya atau berubah fungsi, kecuali tulang gigi (dental) yang merupakan satu-satunya yang membentuk rahang bawah mamalia.
  12. Tiga tulang pendengar. Pada mamalia ada tiga tulang, martil, landasan dan sanggurdi. yang terakhir berasal dari columella dan dua lainnya berasal dari unsur dari rahang bawah.
  13. Hidung dengan lubang tunggal di tengkorak. Pada vertebrata lain, hidung memiliki dua lubang dalam tulang-tulang tengkorak. Namun pada mamalia tulang-tulang tersebut telah lebur menjadi satu.makna sebenarnya proses ini tidak jelas , tetapi mungkin kemampuan indria penghidu diperbesar hingga dapat menggerakkan hidung dengan leluasa.
  14. Langit-langit sekunder yang bertulang. Saluran pernapasan dan saluran pencernaan di dalam mulut demikian terpisah secara menyeluruh, hingga makanan dapat ditahan dimulut lebih lama, tanpa mengganggu pernapasan.
  15. Tulang-Tulang turbinal. Mamalia memiliki lempengan tulang setipis kertas dan tergulung dalam rongga hidung,yang selama hidu tertutup lendir. hal ini mempertinggi indra penghidu.
  16. Gigi marginal dengan rongga gigi. Pada mamalia gigi terbatas pada pinggir rahang. gigi itu melekat dalam rongga (alveoli), yang dapat terus terbuka sepanjang hidup dan memungkinkan gigi terus tumbuh. Rongga gigi dapat tertutup sesudah gigi timbul,hingga gigi membentuk akar dan tidak dapat tumbuh kembali.
  17. Heterodontia. Mamalia memiliki beraneka jenis gigi, dengan bermacam fungsi : gigi seri untuk menggigit, gigi taring untuk mencengkam atau mencabik, geraham untuk mengunyah.
  18. Diphyodontia (dua generasi gigi). Gigi mamalia hanya satu kali diganti dan bukan terus menerus sepanjang hidup hewan bersangkutan seperti pada vertebrata bertaraf lebih rendah. Gigi pertama adalah gigi susu muncul pada hewan masih muda selanjutnya tanggal digantikan gigi generasi kedua yang berfungsi sampai mati yang disebut juga gigi tetap yang membentuk akar-akar sejati dan tidak pernah terganti.
  19. Jalan tegak. Pada mamalia tungkai tubuh ada dibawah badan, tubuh berada diatas kaki.
  20. Pertumbuhan tulang secara memanjang melalui lapisan epifis. Pada mamalia permukaan sendi itu adalah tulang yang disebut epifis yang terpisah adri batang oleh suatu lapisan tulang rawan.

Pinsip pencernaan ruminansia, patofisiologi,dan pendekatan diagnostik penyakit gastrointestinal.

 Penyakit pada sisten digesti merupakan penyakit yang sering ditemukan pada hewan besar, baik ruminansia atupun pada kuda. Perbedaan prinsip sistem digesti pada ruminansia dan kuda ada beberapa perbedaan walaupun pada fisiologi sistem pencernaan ruminansia dan kuda sama.
Ada beberapa keterkaitan antara penyakit-penyakit sistem digesti dengan penyakit pada sistem lain,contohnya retikuloperitonitis traumatika yang berkaitan dengan penyakit sistem sirkulasi,fatty liver disease yang berkaitan dengan penyakit hepar. Begitu juga abses hepar,laminitis dan lain-lain.




Pinsip pencernaan ruminansia, patofisiologi,dan pendekatan diagnostik penyakit gastrointestinal.
Pada prinsip pencernaan ruminansia, pakan,air dan saliva akan masuk kedalam retikulorumen melalaui esophagus sedangkan benda yang termasuk besar dan berat contohnya biji-bijian masuk kedalam retikulum sedangkan yang lebih ringan seperti rumput masuk kedalam rumen, yang selanjutnya bahan-bahan tersebut dicampur dan mengalami fermentasi serta menghasilkan gas.
Ruminansia dewasa memproduksi saliva 100-150 lter sehari. selain digunakan sebagai lubrikan, digunakan juga sebagai bahan fermentasi dan merupakan buffer alkali yang kaya akan bikarbonat. pH rumen normal adalah 7 yang dipertahankan normal agar mikoba rumen dapat hidup dengan baik untuk dapat melakukan fermentasi yang diperlukan.
Volatile Fatty Acids(VFA's) merupakan produk utama hasil fermentasi dalam rumen yang merupakan 70% sumber energi.
Ada 3 VFA penting yaitu:

  1. asam asetat,digunakan sedikit dalam hepar dan dioksida umumnya didalam tubuh untuk membentuk ATP selain itu merupakan bahan utama asetil KoA dalam sintesis lemak
  2. Asam propinoat sebagian besar dimetabolisme dihepar. Propinoat merupakan substrat utama untuk glukoneoenesis, yang ini sangat penting dimana glukosa hampir tidak ada yang mencapai usus dan diabsorbsi di intestinal
Asam butirat yang keluar dari rumen sebagai benda keton β-hidroksi butirat yang dioksida dijaringan sebagai sumber energi.


Kecepatan aliran bahan-bahan yang solid dalam rumen sangat lama dan bergantung pada ukuran dan densitasnya. Air mengalir sangat cepat dalam rumen dan bersifat pencuci partikel-partikel kecil. Adanya proses fermentasi, bahan pakan akan dipecah menjadi ukuran lebih kecil dari mikroba. Lalu bahan yang lebih kecil dan padat tersebut dikirim ke retikulum dan sakus kranial rumen, selanjutnya didorong bersama mikroba ke dalam omasum melalui orifisium retikulo-omasal.


Omasum berfungsi mengabsorbsi residu VFA's dan bikarbonat. cairan akan melewati omasum namun bahan yang lebih padat akan tertahan masuk beberapa saat dalam omasum.
Kontraksi periodik omasum akan merontokkan bahan-bahan yang masih menempel dalam lembaran di omasum dan masuk dalam abomasum.




Abomasum merupakan lambung kelenjar yang mirip dengan lambung monogastrik. abomasum juga berfungsi memproduksi lyzosim yang berguna untuk melisis dinding bakteri mikroba.






Proses diatas terjadi pada ruminansia dewasa. pada bulan pertama setelah lahir,lambung ruminansia masih bersifat monogastrik. Lambung depan sudah terbentuk namun belum berkembang dan berfungsi. jika susu masuk kedalam rumen, maka tidak difermentasikan. Untuk menanganinya pada ruminansia muda, menghisap susu akan menimbulkan refleks menutup muskulus di daerah retikulum sehingga berbentuk sulkus atau saluran (esophageal groove) sehingga susu yang dihisap langsung masuk dari esophagus ke dalam omasum selanjutnya akan didigesti secara enzimatis dengan produksinya rennin.


semoga ilmunya bisa membantu teman-teman sekalian....





















Thursday 5 January 2012

Pentingnya Kelestarian Alam

Ingin sekali aku bisa berbicara kepada alam terutama kepada flora dan fauna mengajaknya bertemu beberapa pejabat dan penguasa yang tempatnya masih ada hutan yang tersisa dari tanah yang mereka tinggali,bisakah anda mengerti?
Sekarang lihat saja bumi tanah airku tempat aku dilahirkan telah menjadi dimana manusia menjajah habitat asli flora dan fauna di negeri ini hanya untuk mengenyangkan perut mereka, pikirkan dampaknya??

Contohnya saja penyu. orang-orang secara membabi buta melakukan perburuan pada spesies ini, mungkin mereka tidak sadar dampak yang ditimbulkan jika spesies ini punah atau mungkin mereka sudah menutup hati dan pikiran mereka demi urusan perut semata. Dampak kepunahan spesies ini pada ekosistem adalah melonjaknya populasi ubur-ubur yang menyebabkan berbagai masalah di banyak negara, seperti kita tau penyu merupakan pemangsa alami ubur-ubur karena mereka resisten terhadap racun ubur-ubur, namun sekarang populasi penyu sangat terancam karena perburuan liar dan sampah.




 Banyak kasus dimana penyu ditemukan mati dengan banyak sampah plastik dalam perutnya karna plastik menyerupai ubur-ubur dan dimakan oleh penyu hingga turut mengancam kelestariannya. sekarang siapa yang akan melakukan tugas itu menggantikan penyu?? karena Tuhan telah menciptakan dunia dengan keseimbangan. setiap spesies dibumi ini mempunyai tugasnya sendiri untuk menjaga siklus kehidupan seperti yang kita pelajari semasa sekolah mengenai rantai makanan.dampak lain adalah hilangnya keanekaragaman hayati, selanjutnya apakah kita yang masih hidup sementara di bumi ini membiarkan alam ini rusak begitu saja dan membiarkan anak cucu kita nantinya hanya akan melihat gambar spesies yang punah tanpa tau wujud aslinya?? ingatlah wahai saudara-saudaraku, Bumi ini adalah titipan bukan warisan, Tuhan menciptakan manusia untuk mengelola bumi bukan untuk menghancurkannya.


Tidak hanya kepunahan penyu yang memberikan dampak serius pada ekosistem tapi juga setiap flora dan fauna di bumi ini. ingatlah wahai anak cucu adam, jagalah keseimbangan ekosistem kita karena manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya tanpa alam dan isinya .Tuhan menciptakan segala sesuatu pasti ada manfaatnya.

"kemajuan dan moral suatu negara dapat dilihat dari bagaimana cara mereka memperlakukan hewannya" (Mahatma Gandhi)

Wednesday 4 January 2012

Monyet ekor panjang adalah salah satu jenis primata yang hidup di Indonesia. Jenis primata ini secara alami hidup tersebar di hutan mulai dari Ujung Pulau Sumatera sampai Pulau Lombok dan sekitarnya. Pada awalnya gangguan terhadap populasi kelangsungan hidup jenis primata ini di alam sangatlah kecil. Namun seiring perkembangan waktu dan aktivitas manusia kelangsungan hidupnya di alam semakin terancam yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan hutan menjadi lahan garapan masyarakat dan penebangan hutan illegal.
Tidak hanya hutannya yang semakin hari semakin menyempit namun penangkapan untuk diperdagangkan juga terus berlangsung padahal jumlah populasi di alam yang pasti sangatlah kurang informasinya.
Monyet ekor panjang adalah jenis satwa yang belum dilindungi, namun demikian pemanfaatannya harus berdasarkan ijin dan tidak melebihi kuota tangkap yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan hutan dan konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan. Namun demikian penangkapan monyet ekor panjang untuk diperdagangkan tidaklah terkontrol
.Penangkapan monyet ekor panjang di alam harus segera dihentikan. Jika untuk kepentingan penelitian seharusnya monyet tersebut adalah hasil penangkaran, bukan hasil tangkapan dari alam. Peningkatan kuota tangkap monyet ekor panjang dari tahun ke tahun menunjukan kegagalan penangkaran monyet di Indonesia. Departemen Kehutanan perlu mengevaluasi usaha penangkaran monyet ini.
Apakah betul monyet ekor panjang menjadi hama ?
Dalam beberapa kasus satwa liar yang habitatnya terdesak sehingga banyak yang keluar dari hutan masuk kawasan garapan masyarakat dan merusak tanaman, pernyataan yang gampang dan mudah adalah disebut "hama". Padahal jika dirunut ke belakang tidak menutup kemungkinan lahan garapan masyarakat tersebut dulunya adalah hutan sebagai habitat satwa liar, diantaranya menjadi habitat monyet ekor panjang.
Secara alami beberapa satwa liar sangatlah sulit untuk berpindah ke lokasi yang baru, dengan demikian haruslah dikaji lebih dalam jika terjadi kasus gangguan terhadap lahan pertanian masyarakat oleh satwa liar termasuk monyet ekor panjang. Janganlah terlalu mudah menyatakan "over populasi" atau memberikan "vonis" sebagai hama.
Pemerintah hendaknya berpandangan jauh ke depan demi kelestarian satwa liar, nilai satwa liar tidak hanya dinilai dari uang akan tetapi nilai konservasi jenis tersebut sangatlah tinggi nilainya demi keseimbangan dan kelestarian alam itu sendiri.
Pemanfaatan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk ekspor sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 26/Kpts-II/ 1994 tanggal 20 Januari 1994. Dalam keputusan Menteri Kehutanan tersebut ditetapkan bahwa ekspor monyet ekor panjang harus berasal dari penangkaran dan tidak diperkenankan hasil penangkapan dari alam yang terus mengalami penurunan populasi.
Berbicara tentang penangkaran monyet ekor panjang yang ada di Indonesia selama ini telah gagal, hal ini terbukti dengan fakta selama 3 tahun terakhir yang selalu mendapat pengganti induk tangkar berasal dari alam sebanyak 2.000 ekor melalui penetapan kuota tangkap yang resmi dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan hendaknya melakukan kontrol dan evaluasi yang mendalam terhadap penangkar monyet ekor panjang yang ada di Indonesia untuk menghindari pemusnahan sistematis terhadap jenis primata ini. Kalau penangkaran hanya berhasil menerima tangkapan dari alam, label penangkaran sangatlah tidak tepat, mungkin nama yang lebih tepat adalah "pengepul".
Informasi yang transparan kepada pihak yang berkepentingan seperti para ahli primata, kelompok pelestari primata, NGO dan publik tentang kondisi penangkaran monyet ekor panjang perlu dilakukan oleh pemerintah, sehingga pemerintah tidak terkesan ketok palu saja dalam menentukan kuota tangkap satwa liar dari alam. Peran Departemen Kehutanan sebagai pemegang otoritas kebijakan sangatlah penting dalam upaya konservasi satwa liar yang ada di Indonesia. ProFauna berharap ada komitmen dan implementasi yang riil dari pemerintah dalam upaya menyelamatkan satwa liar dan ekosistemnya di Indonesia.(http://www.profauna.org/suarasatwa/id/2008/01/penangkaran_atau_pengepul.html)

Sekarang bagaimana tanggapan anda tentang semua ini?? masih tidak sadarkah anda tentang lestarikan alam? apakah lestarikan alam hanya celoteh belaka??tidak ingatkah anda bagi generasi muda selanjutnya??
Mungkin bagi anda MONYET hanya jenis hewan yang tak memiliki banyak keuntungan bagi manusia padahal dalam ekosisten monyet adalah pengatuer keseimbangan ekosistem.

Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)